Suatu hari, dayang sumbi meminta anaknya untuk pergi berburu dengan anjingnya yang cantik, Tumang. Setelah berburu sepanjang hari, Sangkuriang mulai putus asa d

Suatu hari, dayang sumbi meminta anaknya untuk pergi berburu dengan anjingnya yang cantik, Tumang. Setelah berburu sepanjang hari, Sangkuriang mulai putus asa dan khawatir, karena dia tidak melihat ada rusa yang diburu. Lalu, dia berpikir untuk menembak anjingnya sendiri. Lalu, dia mengambil hati anjing itu dan dibawa pulang. Segera, Dayang Sumbi menemukan bahwa itu bukan rusa hati, tapi Tumang adalah anjingnya sendiri. Jadi, dia sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang. Dalam insiden tersebut, Sangkuriang terluka dan terluka kemudian membuang diri dari rumah mereka. Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang telah melakukan perjalanan di banyak tempat dan akhirnya tiba di sebuah desa. Dia bertemu dengan seorang wanita cantik dan merasakan cinta padanya. Ketika mereka mendiskusikan rencana pernikahan mereka, wanita itu melihat luka di kepala Sangkuriang. Itu cocok dengan luka putrinya yang telah ditinggalkan beberapa tahun sebelumnya. Tak lama kemudian, dia menyadari bahwa dia merasa jatuh cinta pada anaknya sendiri. Dia tidak bisa menikahinya tapi bagaimana mengatakannya. Lalu, dia menemukan jalannya. Dia membutuhkan sebuah danau dan perahu untuk merayakan hari pernikahan mereka. Sangkuriang harus membuat mereka dalam semalam. Dia membangun sebuah danau. Dengan fajar sesaat dan perahu itu hampir selesai. Dayang Sumbi harus menghentikannya. Kemudian, dia menerangi cakrawala timur dengan kilatan cahaya. Ini gila ayam berkokok untuk hari baru. Sangkuriang tidak menikahinya. Dia sangat marah dan menendang kapal. Rasanya berakhir dan menjadi gunung Tangkuban Perahu Bandung

Apa nilai moral dari text itu?