PPKn

Pertanyaan

Kendala yang dihadapi ikatan pelajar muhammdiyah

1 Jawaban

  • Pertama, kendala sumber daya nilai, yaitu melemahnya etos gerakan. Etos gerakan Muhammadiyah yang melatari kelahirannya seabad yang lalu, yaitu etos al-maun (melayani dan memberi yang berguna) dan fastabiqul khoirat (bersaing untuk keunggulan), dan al ghirrah ‘ala al-din (bersemangat tinggi menegakkan agama) melentur dan mengendur di kalangan pegiat gerakan. Walaupun etos-etos ini masih terpelihara, namun aktualisasinya tidak lagi sedasyat pada dasawarsa-dasawarsa awal Muhammadiyah. Kecenderungan meminta dan dilayani sudah mulai merajalela, begitu pula semangat dan daya juang untuk menciptakan kemajuan dan keunggulan sudah mulai berkurang.

    Kedua, kendala sumber daya material. Melemahnya sumber daya ini diakibatkan oleh berurangnya jumlah penguasaha atau wiraswastawan yang dimilki atau berafilasi dengan Muhammadiyah. Sebagai akibat runtuhnya ekonomi umat Islam dan robohnya “kedai kaum santri” sejak masa Orde Baru, Muhammadiyah mengalami defisit logistik yang berarti. Pembangunan ekonomi kapitalistik yang kurang memberi peluang pada kaum santri telah membawa dampak sistemik terhadap perekonimian umat Islam. Bersamaan dengan itu, pergeseran basis dukungan dengan Muhammadiyah , dari sebelumnya banyak kaum saudagar ke bukan saudagar, ikut mempengaruhi kekuatan sumber daya material organisasi. Keadaan, pada dasawarsa terakhir, diperparah oleh kecenderungan tabligh Muhammadiyah “kurang laku” dan “kurang penetratif” di kalangan kelas menengah Muslim (eksekutif, pengusaha dan professional), yang dulu merupakan andalan utama bagi menggerakan amal usaha Muhammadiyah. Kelemahan sumber daya material ini pada tingkat tertentu mengubah budaya Muhammadiyah dari memberi dan melayani menjadi meminta dan dilayani.

       Ketiga, kendala sumber daya manusia. Proses dekadensi atau pelemahan juga terjadi pada sumber daya manusia. Pelemahan ini ditandai oleh melemahnya kuantitas dan kualitas kader, yang berakibat pada melemahnya kualitas tenaga pimpinan pad banyak lini, baik organisasi maupun amal usaha. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kurang berfungsi efektifnya lembaga-lembaga perkaderan (seperti Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pada masa lampau) taupun lembaga-lembaga pendidikan, dan organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah, yang sejatinya adalah sarana pengkaderan.

    Keempat, kendala dinamika luaran. Kendala ini, berupa perkembangan diluar Muhammadiyah baik nasional maupun global. Modernisasi Indonesia sejak awal masa Orde Baru dan kemudian pada Era Reformasi telah membawa perubahan mendasar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Terjadi perubahan struktur sosial, pusat penguasaan ekonomi dan politik. Muncul banyak kelompok masyarakat baru, yang masing-masing berupaya untuk berperan di pentas nasional. Depolitisasi masyarakat dan depolitisasi Islam waktu itu berandil dalam melemahkan peran umat Islam. Era reformasi yang memberi kebebasan, selain membawa manfaat juga memdatangkan mudarat. Arus liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya membawa dampak sistemik terhadap kehidupan bangsa. Bahkan, reformasi politik, termasuk di dalamnya mandemen konstitusi dan turunnya pada undang-undang , berpengaruh pada gerak organisasi-organisasi masyarakat termasuk Muhammadiyah. Kondisi nasional ini dipengaruhi oleh oleh perkembangan global. Arus globalisasi dan dinamika kawasan  Asia Timur ikut mempengaruhi kondisi domestik Indonesia. Aneka krisis dunia, baik krisis energi, krisis pangan, krisis lingkungan, dan krisis ekonomi atau keuangan tentu membawa dampak juga ke dalam negeri. Perkembangan nasional dan global tadi berdimensi ganda: membawa hal positif dan hal negatif sekaligus. Kendala yang dihadapi Muhammadiyah adalah ketidak mudahan Muhammadiyah dalam menjalankan misi sucinya sebagai gerakan pencerahan. Terhadapa hal positif Muhammdiyah tidak mudah memenangkan persaingan, dan terhadap hal negatif Muhammadiyah tidak mudah menanggulangi kerusakan.

Pertanyaan Lainnya