Kimia

Pertanyaan

Mankah dari reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks ? a. Mg(s) + Cl = MgCl2(s) b. 2Na(s) + Cl(g)= 2NaCl(s) c. 2Na(s) + 2H2OH(l) = 2NaOH(aq)+H2(g) d. MgO(s) +H2O(l)= Mg(OH)2(aq) e. PCL3(g)+Cl2(g) = PCl5(g)

1 Jawaban

  • Reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah

    a. Mg (s) + Cl   ==> MgCl₂ (s)    (Redoks)

    b. 2 Na (s) + Cl (g)  ==> 2 NaCl (s)  (Redoks)

    c. 2 Na (s) + 2 H₂O (l) ==>  2 NaOH (aq)  +  H₂ (g) (Redoks)

    d. MgO (s) +  H₂O (l)  ==> Mg(OH)₂ (aq) (Bukan Redoks)

    e. PCl₃ (g)  +  Cl₂ (g)  ==>  PCl₅ (g) (Reaksi Redoks)

    Penjelasan:

    Reaksi RedOKs adalah satu rangkaian reaksi kimia yang di dalamnya terdapat reaksi Reduksi (Red) dan reaksi Oksidasi (Oks) yang kemudian disingkat dengan RedOks.

    Penentuan reaksi redoks dapat dilakukan berdasarkan perubahan nilai bilangan oksidasi (Biloks) dari unsur.

    Oksidasi adalah Reaksi dimana terjadi peningkatan bilangan oksidasi

    Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

    Dengan mempertimbangkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan suatu aturan untuk menentukan bilangan oksidasi adalah sebagai berkut:

    1. Unsur Bebas, atomnya memiliki bilangan oksidasi = 0

    2. Flourin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron, atomnya mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.

    3. Bilangan oksidasi atom unsur logam selalu bertanda +

       Untuk logam Alkali (Golongan I A) = +1

       Untuk logam Alkali Tanah (Golongan II A) = +2

    4. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam bentuk ion tunggal adalah sama dengan muatannya

       Contoh:  Cl⁻ = -1

    5. Bilangan Oksidasi atom H umumnya = +1, kecuali dalam senyawaan logam, dimana bilangan oksidasi atom H = -1 dikarenakan unsur logam lebih elektropositif dari unsur Hidrogen

       Contoh:

       Bilangan Oksidasi atom H dalam NaH, BaH₂ = -1

    6. Bilangan Oksidasi atom O umumnya = -2, kecuali pada contoh:

        F₂O = +2

        H₂O₂ = -1

        KO₂ = -1/2

    7. Jumlah Bilangan Oksidasi atom unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0

    8. Jumlah Bilangan Oksidasi atom unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.

    Berdasarkan pada aturan diatas, maka kita bisa mulai menentukan jenis reaksi pada soal yaitu:

    a. Mg (s) + Cl   ==> MgCl₂ (s)  

    Mg

    Berdasarkan pada aturan nomer 1, maka Biloks Mg = 0

    Cl

    Berdasarkan pada aturan nomer 1, maka Biloks Cl = 0

    MgCl₂

    Berdasarkan pada aturan nomer 7, maka Biloks MgCl₂ = 0

    Berdasarkan pada aturan nomer 3, maka Biloks Mg = +2

    maka:

    Biloks Mg + 2 x Biloks Cl = 0

    (+2) + 2 x Biloks Cl = 0

    2 x Biloks Cl = -2

    Biloks Cl = -1

    Jadi, berdasarkan nilai biloks diatas maka terjadi perubahan bilangan oksidasi yaitu:

    Mg dari 0 menjadi +2 (Oksidasi)

    Cl dari 0 menjadi -1 (Reduksi)

    Karena dalam reaksi a terjadi Oksidasi dan Reduksi, maka reaksi a dapat digolongkan sebagai reaksi Redoks.

    b. 2 Na (s) + Cl (g)  ==> 2 NaCl (s)  (Redoks)

    Na

    aturan nomer 1, maka Biloks Na = 0

    Cl

    aturan nomer 1, maka Biloks Cl = 0

    NaCl

    aturan nomer 7, maka Biloks NaCl = 0

    aturan nomer 3, maka Biloks Na = +1

    maka:

    Biloks Na + Biloks Cl = 0

    (+1) + Biloks Cl = 0

    Biloks Cl = -1

    Jadi, perubahan bilangan oksidasinya yaitu:

    Na dari 0 ==> +1 (Oks)

    Cl dari 0 ==> -1 (Red)

    Karena dalam reaksi b terjadi Oksidasi dan Reduksi, maka reaksi b dapat digolongkan sebagai reaksi Redoks.

    c. 2 Na (s) + 2 H₂O (l) ==>  2 NaOH (aq)  +  H₂ (g) (Redoks)

    Na

    aturan nomer 1, maka Biloks Na = 0

    H₂O

    aturan nomer 7, maka Biloks H₂O = 0

    aturan nomer 5, maka Biloks H = +1

    aturan nomer 6, maka Biloks O = -2

    H₂

    aturan nomer 7, maka Biloks H₂ = 0

    NaOH

    aturan nomer 7, maka Biloks NaOH = 0

    aturan nomer 3, maka Biloks Na = +1

    aturan nomer 6, maka Biloks O = -2

    aturan nomer 5, maka Biloks H = +1

    Jadi, perubahan bilangan oksidasinya yaitu:

    Na dari 0 ==> +1 (Oks)

    H dari +1 ==> 0 (Red)

    Karena dalam reaksi c terjadi Oksidasi dan Reduksi, maka reaksi c dapat digolongkan sebagai reaksi Redoks.

    d. MgO (s) +  H₂O (l)  ==> Mg(OH)₂ (aq) (Bukan Redoks)

    MgO

    aturan nomer 3, maka Biloks Mg = +2

    aturan nomer 6, maka Biloks O = -2

    H₂O

    aturan nomer 7, maka Biloks H₂O = 0

    aturan nomer 5, maka Biloks H = +1

    aturan nomer 6, maka Biloks O = -2

    Mg(OH)₂

    aturan nomer 7, maka Biloks Mg(OH)₂ = 0

    aturan nomer 3, maka Biloks Mg = +2

    aturan nomer 6, maka Biloks O = -2

    aturan nomer 5, maka Biloks H = +1

    Jadi, tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi dari unsur yang terlibat dalam reaksi sehingga reaksi d BUKAN Redoks.

    e. PCl₃ (g)  +  Cl₂ (g)  ==>  PCl₅ (g) (Reaksi Redoks)

    PCl₃

    aturan nomer 7, maka Biloks PCl₃ = 0

    Nilai Biloks Cl pada umumnya = -1

    maka:

    Biloks P + 3 x Biloks Cl = 0

    Biloks P + 3 x (-1) = 0

    Biloks P + (-3) = 0

    Biloks P = +3

    Cl₂

    aturan nomer 7, maka Biloks Cl = 0

    PCl₅

    aturan nomer 7, maka Biloks PCl₅ = 0

    Nilai Biloks Cl pada umumnya = -1

    maka:

    Biloks P + 5 x Biloks Cl = 0

    Biloks P + 5 x (-1) = 0

    Biloks P + (-5) = 0

    Biloks P = +5

    Jadi, terjadi perubahan bilangan oksidasi yaitu:

    P dari +3 menjadi +5 (Oksidasi)

    Cl dari 0 menjadi -1 (Reduksi)

    Karena dalam reaksi e terjadi Oksidasi dan Reduksi, maka reaksi e dapat digolongkan sebagai reaksi Redoks.

    #AyoBelajar

    -----------------------------------------------------------------------------------------------

    Detail Jawaban:

    Kelas           : X

    Mapel          : KIMIA

    BAB             : Redoks

    Kode            : 10.7.9.

    ------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertanyaan Lainnya